Masa Kerja – 1

Lulus dengan predikat Cum Laude merupakan suatu beban tersendiri. Orang awam yang tidak tahu menahu tentang bidang yang kita geluti. Orang awam selalu berfikir bahwa orang dengan prestasi akademik akan mudah mendapatkan pekerjaan yang bagus tanpa melihat bidang kita.

Sejak lulus Januari dan wisuda bulan Februari 2004, aku masih memiliki ego untuk mendapatkan pekerjaan pada perusahaan yang bagus dengan kompensasi yang bagus juga. Sehingga terkadang terlalu selektif dalam memilih pekerjaan. Setelah wisuda, salah satu orang tua murid menawarkan lowongan pekerjaan dikantornya. Suatu hari, aku diminta dating ke kantornya di daerah Pulo Gadung. Di sana, aku diminta mengerjakan ujian-ujian. Selain itu, ada beberapa tugas yang diminta untuk diselesaikan dirumah.

Keesokan harinya, aku kembali ke kantor itu lagi dan melaporkan hasil kerjaku. Menurutku tugas-tugas tersebut adalah hal biasa. Sang Direktur menyatakan sungguh luar biasa dan dia kagum kalau aku bisa mengerjakan tugas-tugas tersebut lebih cepat. Alhamdulillah. Kemudian, beliau menawarkan agar aku bekerja di perusahaan tersebut dengan gaji sesuai standar karyawan baru di sana (Kurang lebih Rp 1,1 juta). Saat itu aku masih memiliki banyak murid dengan penghasilan bisa mencapai Rp 1,5 juta dalam sebulan.

Aku sampaikan bahwa aku keberatan dengan gaji tersebut. Sang Direktur pun menyatakan aku ditawarkan untuk mengisi posisi-posisi penting suatu saat kelak. Namun, setelah berfikir berulang kali, akhirnya dengan berat hati aku sampaikan permohonan maaf jika tidak bisa menerima tawaran tersebut. Akhirnya kembali lagi menjadi pengangguran dengan mengandalkan gaji dari mengajar privat.

Maret, April, Mei ku lewati dengan mengandalkan hasil dari les privat. Beban semakin berat karena menyandang status Cum Laude tapi masih menganggur. Tak jarang teman-teman selalu bercanda dengan lagi “sarjana muda” Iwan Fals. Awal Juni, aku mendapat panggilan dari PT KAO Indonesia Chemical. Sejujurnya aku optimis bisa masuk ke perusahaan tersebut. Namun, aku tidak tahu kenapa prosesnya sangat panjang dan lama sekali. Pada pertengahan Juni, aku mendapat panggilan tes di sebuah perusahaan bingkai kayu (Wooden frame industry). Awalnya aku melamar posisi supervisor produksi. Tapi selama wawancara aku nyatakan kurang tertarik. Tapi sang General Manager melihat hasil akademisku dan mengajukan suatu tantangan: “Bagaimana kalau kamu saya tantang untuk bikin cat kayu sendiri?sanggup berapa lama untuk bisa produksi?” Dengan spontan, aku menjawab: “Kalau orang lain bisa, kenapa enggak?saya sanggup menerima tantangan dan kurang lebih 6 bulan sudah cukup untuk bisa produksi.” Saat itu aku juga mengajukan gaji minimal Rp 1,8 juta.

3 hari kemudian, aku mendapat telepon dari kantor tersebut. Saya diterima untuk tantangan tersebut dan ditawari gaji pokok Rp 2jt. Aku pun kaget, kenapa aku berani memberikan jawaban gila seperti itu?ngerti cat aja enggak kok langsung jawab sanggup. Awalnya aku ragu untuk mengambil kesempatan tersebut karena masih berharap masuk ke PT KAO. Tapi setelah berfikir, aku putuskan ambil kesempatan itu.

Begitu masuk kerja, tak ada waktu untuk bersantai karena aku bekerja bukan untuk mengerjakan sesuatu yang sudah ada tapi harus memulai sesuatu yang belum ada di perusahaan tersebut. Akhirnya aku buat Divisi Pengembangan Cat. Aku diberi kebebasan penuh mengelola bagian tersebut. Langkah awal kucoba lakukan studi ke beberapa perusahaan cat dan thinner. Langkah selanjutnya mempelajari cat kayu dan thinner, mengontak supplier-supplier material cat dan thinner.

Setelah memahami semuanya, mulailah dengan melakukan eksperimen-eksperimen pembuatan cat dan thinner. Dengan modal mixer kue dan panic alumunium sebagai reaktornya. Selain itu, untuk mengetahui komposisi thinner, kulakukan analisa menggunakan GC-MS.  Akhirnya pada 1-2 bulan pertama aku bisa memetakan tentang bagaimana cara membuat cat dan thinner.

Sejak saat itu, hari-hariku hanya kuhabiskan dengan mengontak supplier, mengontrol pembelian material, eksperimen-eksperimen, dan uji coba hasil yang sudah dibuat.

Selain menjalani hari-hari penuh aktivitas eksperimen. Beberapa bulan pertama, aku juga mendapatkan tawaran-tawaran dari beberapa perusahaan lain seperti PT Clariant Indonesia dan juga Swiss German University.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *