Reflection

Kaya………………………………. What is your choice?

Kata itu selalu diharapkan sebagai predikat setiap orang. Tapi sebenarnya apa hakikat kaya itu sendiri?

Kaya selalu identik dengan harta yang berlimpah, rumah mewah, mobil mewah, ataupun uang dengan deretan angka nol yang panjang ke belakang. Apakah itu maksud dari kaya yang sesungguhnya?

Tidak!!!!….itu bukanlah kekayaan yang hakiki.

Seiring bertambahnya usia, sering kali kutemukan berbagai macam orang yang mendefinisikan istilah “kaya” tersebut. Terkadang aku heran ketika berjumpa dengan teman-temanku yang selalu menganggap bahwa aku kaya dan mampu dengan berbagai komentar:

“Ba, kamu mah enak, bisa kerja udah nyaman, posisi udah bagus, gaji gede…udah makmurlah pokoknya..”
“Eh Ba…kayanya udah beneran jadi bos nih…ada lowongan buat gw gak”
“Wahh enaknya Purba, bisa kuliah diluar negeri, walaupun statusnya mahasiswa tapi mahasiswa yang jadi bos, jadi makmur deh…ajak – ajak donk kl sukses…..”
“Ba, rencananya kalau lulus mau ngapain?mo buka pabrik gak?boleh donk diajak jadi karyawan…..”
“Loe mah enak, beasiswa gede, tinggal di luar negeri…..”
“Purba tuh yang harusnya nyumbangnya banyak….secara udah makmur hidup diluar negeri…..”

Kadang aku hanya bisa terdiam dengan komentar-komentar dari teman-temanku. Alhamdulillah, aku bersyukur kalau mereka menganggapku seperti itu dan aku harapkan itu sebagai doa mereka semoga menjadi kenyataan. Karena pada kenyataannya aku belum merasa seperti yang mereka katakan. Aku hanya berusaha menikmati apa yg aku terima dariNYA agar tidak mengurangi rasa syukurku padaNYA.

Tapi ada satu hal yang sangat mengganjal di hati dan pikiranku. Apakah sekarang kebanyakan orang selalu berfikir bahwa orang lain lebih mampu, lebih kaya. Apakah kita akan selalu berpegang pada patokan “rumput tetangga selalu lebih hijau”. Itu sebenarnya patokan yang sangat-sangat salah.

Bagiku, kekayaan yang hakiki bukan pada berlimpahnya harta, banyaknya rumah mewah, mobil banyak dan lain sebagainya…Kekayaan yang hakiki letaknya ada pada hati kita masing-masing. Hati yang kaya adalah hati yang lapang, menerima semua nikmat dengan penuh syukur.

Lihatlah orang-orang yang ada didaerah kumuh, pemukiman-pemukiman pemulung, kampong-kampung di pelosok…Mungkin secara social mereka tidak kaya secara harta. Tapi sering pula terlihat banyak orang yang kaya hati.

Harta berlimpah tanpa rasa syukur justru akan meniumbulkan kesengsaraan pemiliknya, kita akan merasa takut kehilangan harta tersebut sehingga kita tidak bisa tidur dengan tenang karena rasa khawatir, cemas dan lain sebagainya.

Hati yang kaya akan membuat kita senantiasa bersyukur akan nikmat yang kita terima. Karena sesungguhnya kita tidak dapat mencatat berapa jumlah nikmat yang Allah berikan pada kita walaupun dalam hitungan detik.

Hati yang kaya akan menimpulkan kemampuan untuk berbagi dengan sesama. Mungkin secara nominal kita memiliki gaji yang kecil, tapi dengan kaya hati, kita akan merasa bahwa gaji yang kita terima adalah besar sehingga tak akan pernah terpikir untuk tidak berbagi. Ingatlah, bahwa dalam harta kita ada hak fakir miskin, anak-anak yatim dan orang-orang yg berhak menerima zakat.

Memang, islam telah mengatur kadar atau tingkat penghasilan yang wajib dikenai zakat dalam batasan “Nisab dan Mampu”. Namun, saya percaya, ketika harta kita belum mencapai batas “nisab & mampu” dan kita mau berbagi, InsyaAllah Allah akan membalasnya karena DIAlah yang MAHA ADIL. Apakah kita akan menjadikan batasan “nisab & mampu” untuk tameng dalam beramal?

Sekecil apapun gaji yang kita miliki, dengan hati yang kaya, itu bukan alas an untuk beramal. Sedangkan Hakikat “mampu” itu bukan ditentukan oleh pejabat-pejabat RT/RW,kelurahan, kecamatan…Tapi hakikat mampu yang sebenarnya ditentukan oleh diri kita sendiri. Sesulit apapun kondisi kita, jika kita yakin kita mampu, InsyaAllah….ALLAH akan menjadikan kita sebenar-benarnya MAMPU….

Kita semua berharap bisa kaya hati sekaligus kaya harta. Kalau tidak bisa keduanya, so, kaya tipe mana yang akan kau pilih?Kaya harta?Kaya Hati?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *