Inspiration

Alhamdulillah….Perubahan Memang Butuh Waktu

Pagi ini, Senin,  5 Agustus 2013 adalah jadwal 2 mingguan untuk lab-meeting dari laboratorium kami di KIST. Meeting di laboratorium kami ada 2, lab-meeting dan journal club. Waktunya sama-sama hari senin hanya beda jam, lab meeting setiap pagi pukul 9.30 sedangkan journal club dilaksanakan sambil makan siang bersama pukul 12.00 – 13.00. Jadi, hamper setiap senin selalu ada meeting, lab-meeting dan journal club yang berselang seling setiap minggunya.

Bukan rahasia umum kalau apapun meetingnya, laboratorium-laboratorium penelitian yang ada di seantero Korea, selalu menggunakan bahasa Korea. Bahasa Inggris hanya digunakan oleh mahasiswa asing ketika kabagian jadwal presentasi mereka dalam meeting. Bagi teman-teman yang kuliah di Korea, mungkin sulit sekali menemukan lab yang mau meeting dalam bahasa inggris.

Sejak 2009, lab-meeting merupakan hal yang paling membuat malas, membosankan, dan ingin dihindari karena selalu disampaikan dalam bahasa Korea baik presentasi maupun diskusinya. Bagaimana tidak menjadi beban, kita hadir dalam meeting dimana kita tidak mengerti apa yang didiskusikan. Mungkin kita bisa membaca slide presentasi yang kadang ditulis dalam bahasa Inggris (kadang-kadang). Tapi diskusi yang merupakan point penting justru “loss”. Tak heran jika hamper setiap lab meeting, niatnya cuma dating, ngikutin presentasi, selesai. Hanya mendapat pelajaran dari yang bisa dibaca.

Setahun, dua tahun, tiga tahun, rasanya mulai bosan dengan kondisi seperti itu. Mulailah terpikir untuk merubah culture yang ada. Namun, merubah culture itu tak semudah membalikkan telapak tangan. Karena semua itu tergantung pada bagaimana pandangan Profesor dan lab member terhadap kita. Kita harus menumbuhkan respect dari mereka terhadap kita sendiri. Apakah dengan memaksa mereka untuk respect terhadap kita? Cara yang simple memang dengan memaksakan hal tersebut. Tentunya bisa, tapi bukan dalam artian bisa menumbuhkan respect tetapi justru membunuh respect mereka terhadap kita.

Untuk menunjukan bahwa kita “besar”, kita tidak perlu bersuara lantang bahwa kita besar. Tetapi, dengan menunjukan karya “besar” lah maka orang lain akan mengetahui kualitas kita. Diamond tidak perlu menonjolkan diri, karena dimanapun diamond akan selalu dicari.

Untuk merubah culture dalam lingkungan kita, kita harus memulai dari pembentukan culture pada diri kita sendiri. Sejak awal, saya niatkan pada diri sendiri untuk menghargai waktu. Waktu kerja yang ditetapkan adalah jam 9.00 pagi hingga 18.00 sore. Dari situ saya niatkan untuk dating lebih awal dan pulang lebih akhir. Tak perlulah kita bersuara bahwa kita selalu tepat waktu. Alhamdulillah, tanpa disadari, Prof ternyata sering mengecek kehadiran lab-member ketika dia dating pagi hari. Dan setiap kali Prof cross-check, lab member yang ada hanya 1-2 orang. Dan Alhamdulillah, salah satunya adalah saya. Dari sini, ketika saya bersuara ke Prof masalah ketepatan waktu, beliau merespon sangat baik. Beberapa kali beliau menegur lab member tentang kehadiran. Terakhir, disepakati oleh seluruh lab member bahwa setiap keterlambatan kehadiran di lab maupun waktu meeting akan dikenai denda. Hasil denda yang terkumpul akan digunakan untuk acara-acara kebersamaan seperti ulang tahun maupun makanan ringan.

Kembali ke masalah lab meeting. Akhir tahun 2012 lalu, hampir dalam beberapa personal meeting dengan Prof saya selalu sampaikan tentang penggunaan bahasa dalam lab meeting maupun journal club. Alhamdulillah beliau merespon sangat baik. Namun, Prof juga berpegang pada culture dan ingin memberikan kemudahan pada lab-member Korea.

Akupun harus berfikir keras bagaimana caranya agar ada alasan kuat untuk merubah hal tersebut. Persaingan internasional akhirnya aku jadikan alasan untuk hal tersebut. Dengan komunikasi dalam bahasa inggris dalam meeting, setiap lab member akan memiliki kepercayaan diri untuk bisa memasuki persaingan global dimana bahasa inggris adalah bahasa universal didalamnya. Masuk akal kan? Walaupun setuju dengan hal itu, Prof tidak langsung mau merubah culture yang ada. Prof mengatakan bahwa, level bahasa inggris lab members yang ada mungkin masih relative rendah. Jadi, Prof kuatir kalau mereka tidak bisa menyampaikan dengan baik…….Yah…mentok lagi.

Seribu jalan menuju Roma. Aku coba pendekatan lain dengan mengkombinasikan antara visi dari Laboratorium dengan kondisi yang ada. Istilah kerennya coba analisa SWOT lah. Kembali lah aku coba berdiskusi dengan Prof. Dari disuksi itu, dipahami bahwa Laboratorium juga berharap bahwa lulusan-lulusannya bisa bersaing di level internasional. Namun level bahasa inggris mereka masih rendah. Akhirnya aku tawarkan bahwa lab meeting atau journal club bisa dijadikan ajang “training” untuk meningkatkan kepercayaan diri dan kualitas bahasa inggris. Yang namanya training, gak bisa juga gak apa-apa kan? Toh, semua lab member sudah kenal satu sama lain, sudah memahami kemampuan bahasa satu sama lain. Jadi, kalau saat presentasi tersendat-sendat atau terkadang campuran dengan bahasa Korea, ya tidak masalah.

Alhamdulillah Prof bisa menerima masukan itu dan akan mempertimbangkan untuk menerapkannya. Mendengar respon seperti itu saja senangnya bukan main. Namun, penerapan pada lab meeting dan journal club tidak sepenuhnya bisa. Prof lebih memilih diterapkan dulu untuk lab meeting. Karena dalam lab meeting, apa yang disampaikan adalah apa yang dikerjakan. Jadi, relative lebih mudah untuk disampaikan daripada pada journal club yang menggunakan “published paper” untuk presentasi.

Akhirnya pada sebuah lab meeting, Prof menyampaikan bahwa, untuk meningkatkan kualitas lulusan Laboratorium, lab meeting akan disampaikan dalam bahasa Inggris, dan akan dimulai dalam tahun ini. Semua lab member harap mempersiapkan ketika mendapat giliran. Subhanallah, Senin ini, 5 Agustus 2013, 1 orang telah berani mempresentasikan hasil kerjanya dalam bahasa Inggris. Dan setiap orang berani menyampaikan pertanyaan dalam bahasa Inggris pula.

Kupu2

Seoul 5 Agustus 2013, 11:28

Penghuni L3256

Purba

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *